EDARAN.ID – Daftar produk yang diduga terafiliasi dengan Israel beredar di luas di media sosial.
Produk produk tersebut kemudian dikelompokkan dalam produk pro Israel lalu kemudian diboikot.
Salah satu yang masuk daftar boikot karena diduga terafiliasi Israel adalah KFC.
Manajemen PT Fast Food Tbk (FAST) sebagai produsen KFC di Indonesia, mengakui gerakan boikot berpengaruh terhadap penjualan jaringan KFC.
“Efek boikot terhadap produk kami mencakup penurunan penjualan dan transaksi bisnis kami,” tulis manajemen FAST dalam laporan Hasil Public Expose Tahunan, beberapa waktu lalu.
Untuk mengatasi dampak ini, perseroan merespons dengan merilis sejumlah produk baru dan promosi yang dirancang untuk menggantikan transaksi yang hilang.
Untuk meminimalkan dampak boikot, perseroan saat ini fokus pada promosi intensif terhadap produk-produk yang dijual.
Dengan menurunnya penjualan produk KFC, manajemen FAST merevisi proyeksi pertumbuhan pada 2024 dari yang sebelumnya 15 persen menjadi 10 persen.
FAST meyakini dapat mencapai target tersebut melalui strategi yang dimulai akhir tahun 2023 ini.
Bukan hanya akan membuka gerai baru di daerah.
FAST juga juga akan merelokasi gerai yang ada di mal ke gerai tipe free standing.
Manajemen melihat pertumbuhan rata-rata gerai yang sudah berjalan mencapai enam persen sampai tujuh persen.
Berdasarkan hal itu, perseroan menjadi lebih yakin untuk memasuki pasar yang lebih potensial dengan ukuran yang lebih besar. ***