EDARAN.ID – Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), terus merosot.
Apalagi belakangan terakhir ini, Unilever yang sudah ada di Indonesia kurang lebih 90 tahun, diserang isu kurang mengenakkan.
Produk Unilever dimasukkan dalam daftar boikot, karena dinilai sebagai produk pro Israel atau produk yang terafiliasi dengan Israel.
Itu akibat dampak geo politik antara Israel dan Palestina yang saat ini sedang memanas.
Trend penurunan saham Unilever sebenarnya telah terjadi kurang lebih 5 tahun terakhir ini.
Itu disampaikan oleh Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta.
“Kalau dilihat dari performa harga saham Unilever yang turun besar akhir-akhir ini dan telah turun tajam sejak 5 tahun terakhir, hal ini bisa mencerminkan ketidakyakinan,” kata Nafan.
Meski demikian, kondisi itu tidak mempengaruhi divestasi Unilever yang masih cenderung tinggi.
Bahkan di tengah sentimen negatif belakang ini, secara valuasi pun masih tinggi.
Namun hal itu menurut dia membuat investor belum layak untuk menyuntikan dananya ke Unilever.
4 Direksi Mengundurkan Diri
Empat direksi PT Unilever Indonesia Tbk, mengundurkan diri dalam kurun waktu yang hampir sama.
Mereka adalah Alper Kulak selaku direktur, Ira Noviarti selaku direktur utama, Shiv Sahgal selaku direktur, dan Sandeep Kohli selaku direktur.
Sebelumnya, pengunduran diri mereka dikaitkan dengan isu boikot produk pro Israel yang menerjang Unilever.
Namun, hal tersebut kemudian dengan cepat diklarifikasi.
Salah satunya disampaikan oleh Direktur dan Sekretaris Unilever Indonesia, Nurdiana Darus, beberapa waktu lalu.
Menurut Nurdiana, pengunduran diri itu dilakukan berdasarkan alasan pribadi.
“Sebagaimana yang disampaikan dalam keterbukaan informasi yang telah diterbitkan oleh perseroan, pengunduran diri dari empat direktur tersebut berdasarkan alasan pribadi dari masing-masing direktur,” kata dia dalam surat yang ditujukan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). ***