EDARAN.ID – Gerakan boikot produk pro Israel mulai berdampak ke pelaku usaha di Indonesia.
Itu disampaikan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Olehnya itu, Kadin meminta pemerintah untuk melindungi kepastian hukum dan iklim usaha di negeri ini.
Agar kondisi tetap dapat terkendali di tengah masifnya seruan aksi boikot produk yang diduga pro Israel.
Pelaksana Tugas Harian Ketua Umum Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan mengatakan, aksi boikot menimbulkan dampak kerugian bagi dunia usaha.
Karena menurut dia beberapa produk yang masuk daftar boikot menyerap tenaga kerja dalam negeri.
“Aksi boikot yang belakangan marak terjadi, perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan mengarusutamakan perlindungan kepentingan nasional,” ujar Yukki dalam keterangannya, beberapa waktu lalu
Dalam kondisi ini, Yukki menegaskan jika Kadin tetap bersikap netral.
Yukki menegaskan, Kadin tetap merujuk pada pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di mana MUI tidak pernah merilis daftar produk yang terbukti berafiliasi dengan Israel.
Selain itu, MUI sendiri tidak memiliki kompetensi untuk merilis daftar produk yang diduga pro-Israel dan afiliasinya.
Olehnya, Yukki mengimbau agar masyarakat dapat lebih bijaksana menyikapi informasi soal seruan boikot.
“Perlu berhati-hati dan tidak termakan pemberitaan hoaks yang tentunya akan sangat merugikan dunia usaha, serta berdampak pada ribuan karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut,” kata Yukki.
Sandiaga Uno Angkat Bicara
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, angkat bicara soal isu tersebut.
Menurut mantan Wagub DKI Jakarta itu, pelaku ekonomi kreatif di Indonesia jadi korban salah sasaran boikot dari aksi bela Palestina.
“Yang telah terjadi dampak dan ini sedang dalam proses dilaporkan kepada kami adalah boikot terhadap produk-produk ekonomi kreatif yang dirasakan oleh para pengusaha,” ujar Sandi dalam temu media di kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (4/12/2023) kemarin.
Sandi mengatakan, para pelaku ekonomi kreatif di Indonesia mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan.
Itu karena terdampak salah sasaran boikot yang dilakukan oleh para pendukung Palestina di Indonesia.
Meski demikian, Sandi tidak menyebut secara spesifik produk yang dimaksud.
Termasuk nilai kerugian pelaku usaha juga tak dibeberkan Sandi.
“Para pengusaha mengatakan bahwa produknya bukan produk dari Israel atau memiliki keterkaitan dengan konflik,” jelas Sandi. ***