Market  

Sudah Ada Sebelum RI Merdeka, ini Produk Pertama Unilever, Iklannya Pernah Dibintangi Tamara Bleszynski

Avatar
Foto Tamara Bleszynski.

EDARAN.ID – Isu boikot produk pro Israel masih sangat ramai disuarakan saat ini.

Daftar produk yang dinilai terafiliasi dengan Israel beredar luas di media sosial.

Salah satunya produk-produk dari Unilever.

Unilever memang bukan asli Indonesia, namun Unilever sudah ada di Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka.

Meskipun bukan asli Indonesia, Unilever ternyata sudah sangat lama berada di negeri ini, bahkan sejak sebelum kemerdekaan.

Dilansir dari situs resmi Unilever Indonesia, perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1933.

Pendirian perseroan di Angke, Jakarta dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V.

Produk pertama mereka adalah sebuah sabun mandi yang sangat populer di Indonesia.

Yakni sabun mandi Lux. Sabun mandi Lux sangat familiar di Indonesia.

Bintang iklan Lux yang selalu wara-wiri di televisi nasional kala itu salah satunya Tamara Bleszynski.

Bahkan itu membuat Lux sangat ikonik dengan Tamara Bleszynski.

Kemudian pada 22 Juli 1980, perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT Unilever Indonesia Tbk, dengan akta nomor 171.

BACA JUGA:  3 Direktur Unilever Indonesia Mundur di Akhir Tahun 2024, Masih Dampak Boikot Produk Pro Israel?

Dan pada tahun 1982, perusahaan ini sudah membukukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia.

Kode UNVR menjadi kode Unilever setelah mereka resmi menjadi perusahaan terbuka (Tbk).

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani, angkat bicara terkait isu ini.

Mengenai PT Unilever Indonesia Tbk, Shinta memastikan Unilever Indonesia menyerap tenaga kerja dalam negeri dan melibatkan banyak pelaku usaha lokal dalam rantai pasok produksi mereka dan tidak berafiliasi dengan Israel.

BACA JUGA:  Ternyata Cara Boikot Produk Pro Israel di Luar Negeri dan di Indonesia Berbeda

Dia khawatir, aksi tersebut akan memberikan dampak yang besar lagi terhadap Unilever, termasuk pada pengurangan tenaga kerja.

”Jadi kasihan konsumen yang tidak mengerti karena mereka pikir ini produk-produk yang berkaitan dengan Israel atau mendukung agresi Israel. Jadi kita mesti tahu sebelum boikot, ini produk dari mana. Kasihan dong produk bukan dari Israel juga kena boikot,” jelas Shinta.***

Cek Berita dan Artikel Edaran.ID lainnya di Google News