EDARAN.ID – Aksi boikot produk pro Israel terus berkembang di masyarakat saat ini.
List produk yang diboikot pun telah ramai beredar di media sosial.
Gerakan boikot ini merupakan imbas dari agresi Israel ke Palestina.
Ada banyak produk yang masuk daftar boikot, salah satunya pelembut dan pewangi pakaian, Downy.
Namun, sebelum lebih jauh menyimpulkan, berikut fakta-fakta tentang Downy.
Downy diproduksi oleh perusahaan multinasional Procter & Gamble (P&G) yang berbasis di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Forbes, 2007 lalu P&G mendirikan P&G Israel House of Innovation (IHI) yang bertujuan untuk menciptakan aliansi antara P&G dan inovator Israel.
Setiap tahunnya, P&G menginvestasikan US$2 miliar atau sekitar Rp30,87 triliun.
Angka itu berdasarkan asumsi kurs Rp15.435/US$ di lembaga riset tersebut.
Dikutip dari CNBC Indonesia, penelitian dan pengembangan (R&D) yang didirikan oleh mantan CEO P&G, Bob McDonald ini bekerja sama dengan Teva Pharmaceuticals Industries.
Teva Pharmaceuticals Industries merupakan perusahaan multinasional berbasis di Petah Tikva, Israel.
Perusahaan ini merupakan produsen obat generik terbesar di dunia.
IHI juga disebut bekerja sama dengan Hebrew University of Jerusalem yang melakukan lebih dari 1/3 dari seluruh penelitian ilmiah akademis di Israel dan perusahaan Powermat yang mengembangkan pengisi daya baterai nirkabel.
Selain itu, IHI juga menandatangani perjanjian bilateral dengan Kepala Ilmuwan Israel yang memberikan akses bagi perusahaan rintisan Israel yang berkolaborasi dengan P&G ke pendanaan pemerintah.
Namun, hingga saat ini P&G tidak pernah memberikan keterangan resmi terkait gerakan boikot dan afiliasi mereka dengan Israel.
Website DBS Movement, gerakan boikot produk Israel, juga tidak memuat P&G dalam daftar perusahaan yang harus diboikot.
Itu dia fakta tentang produk Downy.***