EDARAN.ID – Unilever diserang dengan isu produk pro Israel.
Beberapa daftar produk Unilever yang diboikot telah beredar di media sosial sejak sebulan terakhir.
Itu juga berdampak pada anjloknya saham Unilever sebulan terakhir ini.
Bahkan, mundurnya empat direksi Unilever dikaitkan dengan isu tersebut.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani, angkat bicara.
Dia menyoroti bahwa produk-produk yang tercantum dalam daftar yang beredar berkaitan dengan pro-Israel.
Ia menegaskan asosiasi akan meluruskan kalau beragam produk yang diboikot tersebut tidak berkaitan dengan Israel.
Bahkan ia menilai jika aksi boikot yang tidak tepat sasaran lebih banyak merugikan pengusaha Tanah Air.
“Tidak ada yang mendukung agresi militer Israel, kita juga jelas tidak,” Tegas Shinta.
Mengenai PT Unilever Indonesia Tbk, Shinta memastikan Unilever Indonesia menyerap tenaga kerja dalam negeri dan melibatkan banyak pelaku usaha lokal dalam rantai pasok produksi mereka dan tidak berafiliasi dengan Israel.
Dia khawatir, aksi tersebut akan memberikan dampak yang besar lagi terhadap Unilever, termasuk pada pengurangan tenaga kerja.
”Jadi kasihan konsumen yang tidak mengerti karena mereka pikir ini produk-produk yang berkaitan dengan Israel atau mendukung agresi Israel. Jadi kita mesti tahu sebelum boikot, ini produk dari mana. Kasihan dong produk bukan dari Israel juga kena boikot,” jelas Shinta.
Unilever Indonesia telah ada sejak 1933, sebelum Republik Indonesia merdeka dan kemudian terdaftar sebagai perusahaan publik di Indonesia sejak 1980.
Unilever dikenal memiliki berbagai program kemasyarakatan dan lingkungan, program kesejahteraan petani, program Masjid Bersih yang sudah berjalan sejak lama, dan memenangkan sejumlah penghargaan Halal untuk operasional dan merek-mereknya.***