EDARAN.ID – Isu produk pro Israel menerpa perusahaan Unilever beberapa waktu terakhir.
Brand Unilever jadi sorotan karena dianggap terafiliasi dengan Israel dan masuk daftar boikot BDS Movement.
Unilever dianggap cenderung mendukung Israel.
Unilever pun masuk dalam daftar boikot yang tersebar di berbagai platform media sosial, termasuk di Indonesia.
Kinerja Unilever juga jadi sorotan karena mengalami penurunan di kuartal III 2023.
Pada periode itu, Unilever Indonesia membukukan penurunan laba 9,16 persen menjadi Rp 4,18 triliun, yang dipicu penurunan penjualan 3,28 persen menjadi Rp 30,50 triliun.
Namun isu itu kemudian ditepis oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani, kemudian menanggapi hal itu.
Dia meminta publik untuk tidak gegabah, karena sampai aksi boikot produk yang diduga terafiliasi Israel menyasar produk dalam negeri.
“Ini penting, terutama kayak produk Unilever, itu produk sudah lama di Indonesia,” ujar Shinta di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Selasa, 28 November 2023.
Unilever, lanjut Shinta, merupakan anggota Apindo, termasuk semua pelaku usaha domestik, dan pelaku usaha multinasional.
Shinta membeberkan banyak konsumen yang tidak mengerti dan termakan informasi hoaks.
“Tidak ada men-support agresi Israel, jelas kita juga tidak akan mendukung, sudah pasti itu. Tapi kenyataannya produk ini bukan yang berkaitan dengan israel. Itu yang musti diluruskan dulu,” tutur Shinta.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Ira Noviarti, melepas seluruh saham yang ia miliki di perusahaan.
Apakah ada hubungannya dengan isu boikot produk Israel?
Ira menyampaikan, jika alasan ia melepas saham UNVR untuk keperluan pendidikan anak.
Ira memiliki 870 ribu lembar saham UNVR dengan status kepemilikan langsung.
Transaksi dilakukan pada 2 November 2023 dengan harga Rp 3.650 per saham.
Menjelang akhir Oktober 2023, Ira menyampaikan mengundurkan diri karena alasan pribadi.
Kemudian belum lama ini, dua direktur lain, yakni Shiv Sahgal dan Sandeep Kohli juga mengundurkan diri.
Ketiganya undur diri atas alasan pribadi.
“Pengunduran diri akan berlaku efektif sejak disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada 19 Desember 2023,” begitu petikan surat yang ditandatangani Direktur dan Sekretaris Unilever Nurdiana Darus.***