Mengenal Sosok Soemarno Sosroatmodjo, Gubernur Pertama DKI Jakarta dan Saksi Pembangunan Monas

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Soemarno Sosroatmodjo.

EDARAN.ID – Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menjadi wilayah dengan pembangunan yang paling pesat di Indonesia.

Tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, Jakarta juga menjadi pusat ekonomi dan bisnis.

Jumlah penduduk Jakarta di tahun 2020 saja sudah tercatat sebanyak 10,56 juta jiwa.

Jakarta menjadi tujuan urbanisasi untuk memperbaiki kualitas perekonomian, namun faktanya banyak yang tak bisa melawan kerasnya ibukota.

Dikutip dari Wikipedia, mulanya, Jakarta dikepalai oleh Pemimpin Pemerintahan Kota yang jabatannya setara dengan walikota. Penamaan jabatan ini hanya berlaku beberapa hari hingga akhirnya menggunakan nama walikota sebagai nama jabatan pemimpin daerah pada 23 September 1945.

BACA JUGA:  Sedang Viral, Ternyata ini Hubungan Semangka dengan Palestina

Pejabat pertama yang menyandang jabatan Walikota Jakarta adalah Suwiryo, dia adalah seorang politisi Partai Nasional Indonesia (PNI).

Di masa Suwiryo, Jakarta masih dijabat oleh Walikota yang kala itu Jakarta masih bernama Jakarta Raya, yang secara definitif sejak 1945 hingga perubahan kepemimpinan menjadi gubernur pada 1960.

Dan yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang pertama setelah berubah dari nama walikota adalah Brigadir Jenderal TNI (Purn.) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo.

BACA JUGA:  Lazisnu se-Jawa Timur Salurkan 4,9 Juta Liter Air Bersih

Pada masa kepemimpinannya, selain dibangun Monas, Patung Selamat Datang, dan Patung Pahlawan di Menteng, juga dibangun rumah minimum.

Konsep rumah minimum ini adalah rumah dengan luas 90 meter persegi, dibangun di atas tanah 100 meter persegi, terdiri dari dua lantai, lokasinya dekat dengan tempat kerja. Proyek pertama rumah minimum dibangun di Jalan Raden Saleh, Karang Anyar, Tanjung Priok, dan Bandengan Selatan.

Setelah selesai masa baktinya, Soemarno menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri dan jabatan Gubernur DKI Jakarta dilanjutkan oleh Henk Ngantung atas perintah Presiden Soekarno, karena kesehatan Henk Ngantung yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan jabatannya.

BACA JUGA:  Biografi Andi Mappanyukki, Raja Bone ke 32 yang Pernah Diasingkan ke Tanah Toraja

Sebelum menjadi gubernur, saat sebelum zaman Kemerdekaan, ia pernah menjadi direktur Rumah Sakit Hanggulan Sinta yang berlokasi di kampung Barimba, kecamatan Kapuas Hilir, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah pada tahun 1939.

Rumah Sakit tersebut pernah pindah ke Jl. Kapten Pierre Tendean, sebelum akhirnya pindah ke Jl. Tambun Bungai No. 16 dengan nama RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo.

 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Pos terkait