Sejarah Kota Tua Jakarta dan Kaitannya dengan Kerajaan Demak, Milenial Wajib Tahu

Ilustrasi suasana Kota Tua Jakarta. (Net)

EDARAN.ID – Kota Tua Jakarta memiliki hubungan yang erat dengan Kerajaan Demak.

Kota Tua juga dikenal juga dengan nama Oud Batavia atau Batavia Lama, yang bermula sejak tahun 1526.

Kala itu, Kerajaan Demak mengutus panglima bernama Fatahillah untuk menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa.

Fatahillah kemudian merebut wilayah itu dan mengganti namanya menjadi Jayakarta.

Pada tahun 1619, VOC di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen menyerang wilayah itu.

Setahun setelahnya VOC membangun sebuah kota baru tepat di atas reruntuhan Jayakarta.

Kota tersebut diberi nama Batavia sebagai penghormatan leluhur Belanda kepada Batavieren.

Pada tahun 1635, kota Batavia diperluas sampai ke sebelah barat Sungai Ciliwung.

Kota satu ini dirancang mempunyai sistem pertahanan berupa parit dan tembok di sekeliling kota.

Kota Batavia kemudian mempunyai fungsi sebagai kantor pusat VOC di Hindia Timur dan menjadi pusat perdagangan Asia.

Nama Batavia tersebut digunakan sejak tahun 1621 sampai 1942.

BACA JUGA:  Sedang Viral, Ternyata ini Hubungan Semangka dengan Palestina

Kedatangan Jepang pada tahun 1942 mengganti nama Batavia menjadi Jakarta yang terus digunakan sampai saat ini.

Sejak pemerintahan Ali Sadikin selaku Gubernur DKI Jakarta, revitalisasi serta pengembangan Kota Tua Jakarta terus dilakukan.

Hingga pada tahun 1972 beliau mengeluarkan keputusan gubernur untuk menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan.

Adanya keputusan tersebut diambil demi melindungi warisan sejarah.

Pasalnya, dalam wilayah Kota Tua terdapat berbagai bangunan sejarah yang berguna sebagai museum.

BACA JUGA:  Libur Nataru Sebentar Lagi, Sudah 31.870 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Misalnya Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Fatahillah, Museum Mandiri, sampai Museum Indonesia.

Karena berfungsi sebagai objek wisata, Kota Tua Jakarta mempunyai berbagai fasilitas.

Salah satunya adalah kemudahan mencapai tempat tersebut dengan memakai bus Transjakarta dan KRL Commuter Line.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Pos terkait